Hello Muggles.
Belakangan saya jadi sering nonton film horror gara-gara temen deh -_- Sebulan lalu nonton
film horor barat IT. Nah, minggu lalu saya malah nonton yang ini nih, yang lagi trending dan viral banget... Pengabdi Setan! Saya udah pernah bilang kali ya, kalau saya anti banget deh film horror, terutama yang film Indonesia. Soalnya hantu-hantunya hampir selalu bikin saya paranoid, bikin saya ngeliat-liat jendela atau
kamar mandi atau nengok-nengok belakang pas jalan sendirian wkwk. Kalau film horror barat sih kayaknya hantu nya bakal di amerika aja ya, agak beda sama budaya di sini sehingga rasanya mustahil bisa nyasar ke Indonesia wkwkwk. Seperti hantu badut kemarin itu tuh. Di Indonesia mah badutnya tokoh-tokoh kartun kayak Donal Duck, Marsya, Mickey Mouse, Spongebob, Upin-Ipin, dll. Tapi kalau k*ntilanak, poc*ng, dll, itu kan
relatable banget ya sama Indonesia wkwkwk. Jadi saya ngeri. Saya hindarin bangettt nonton-nonton film yang ada gituannya wkwk. Nah, ini dikerjain temen nih. Saya titip tiket film lain sebenarnya, malah dibeliin ini. Daripada dibuang kan sayang banget mahal-mahal, akhirnya saya nonton juga wkwk.
So here is the review...
Data Film
Judul film : Pengabdi Setan
Tanggal rilis : Akhir September 2017
Sutradara : Joko Anwar
Pemain : Tara Basro, Dimas Aditya, Ayu Laksmi, Endy Arfian, Nasar Annuz, M. Adhiyta, dll
Sinopsis Cerita
Di sebuah daerah pinggiran kota yang masih tak banyak dihuni, hiduplah sebuah keluarga yang terdiri dari seorang nenek, seorang ayah, ibu, serta empat anak; Rini (Tara Basro), Toni (Endy Arfian), Bondi (Nasar Annuz) dan Ian (M. Adhitya) yang tidak dapat berbicara sejak lahir. Diceritakan bahwa keluarga tersebut sedang kesulitan uang karena terus-menerus membayar pengobatan untuk sang ibu yang telah alma sakit-sakitan, lumpuh dan sulit bicara. Segala cara telah dilakukan sang ayah dan Rini untuk memperoleh uang, termasuk dengan menjual barang-barang serta meminta royalti atas lagu-lagu yang pernah dinyanyikan oleh ibu nya, yang merupakan seorang penyanyi lawas. Namun, karena perekonomian mereka tetap sulit, sang ibu akhirnya hanya bisa dirawat di rumah. Ia hanya bisa berbaring di kasur dan membunyikan lonceng sebagai isyarat untuk memanggil anggota keluarganya bila memerlukan sesuatu. Sayangnya, sang ibu yang telah kurus kering dan pucat itu pada suatu malam akhirnya meninggal dunia tergeletak di lantai dengan kondisi tak wajar.
Sejak kematian sang ibu, ayah keluarga tersebut kemudian pergi ke luar kota untuk mencari tempat tinggal baru beserta mencari uang pinjaman. Malang, sejak kepergian ayahnya, para anggota keluarga pun jadi sering mengalami penampakan sesosok hantu wanita yang mirip dengan ibu mereka.