Kau tahu. Kadang pelangi tak selalu bersama ketujuh warnanya--setidaknya [di setiap] ketika hujan telah lelah turun-- dan menghilangkan gundah ratusan pasang mata di belakang jendela-jendela. Ya. Kadang ia kehilangan biru di antara mega-mega kelabu yang riang melayang-layang di celah-celah langit sore [pun terkadang ia mencari-cari keberadaan ungu] di antara butir-butir air. Lalu getir, merasa ada yang berbeda [tak seperti biasanya] ia tak tahu.
Kau lihat. bumi yang bulat masih ingin dibasahi, kala seniman-seniman jejak di jalan-jalan setapak bersorak--berharap tetes demi tetes rindu dari langit berhenti membuat riak [di genangan-genangan cinta. terabaikan. begitu saja] mengaharu biru dalam ragu. Andai waktu [bisa dibalik] bagai lembar-lembar dalam buku, tentu aku [dan kamu] bisa tahu lebih dulu. Lalu getir, biar saja mengalir.
Sumber gambar : http://favim.com/image/333559/