You Guys!
Lama tidak blogging ya. Nyaris sepuluh hari!! hoho...
Maaf deh, abisnya pergi liburan ke pelosok gunung. Mau OL loadingnya parah lama banget...
Celakanya, beberapa tetangga udah "ENEGG" sama saya, gara-gara nggak kunjung update dan gak bales komentar-komentar mereka.
Salah satu komentar yang paling berkesan buat saya nih...
JRENG... JRENGG... JREEENG....
Congratulations and Thanks to Bang Fai (http://lelakianeh.blogspot.com/)
And, This is it! Saya post cerbung saya ( Yang Alhmd hingga sekarang masih terus dimuat di koran ). Enjoyed it!
Ringkasan Cerita Sebelumnya:
Junn dan Riri terlambat sekolah di hari pertama mereka. Gerombolan senior OSIS berhasil menangkap mereka, da telah berencana mnjatuhkan hukuman. Tetapi, ketua OSIS yang baik menyelamatkan mereka.
“Hufftthh…” Gadis di sebelah Junn mendesah.
“Kenapa, Ri?” Junn berkomentar sambil meniup dahinya. Empat jam pelajaran untuk Matematika dan Fisika membuat ujung jilbabnya mulai melorot.
“Bernafaslah selagi bisa. Sebentar lagi saatnya,” Teman sebangkunya itu berkata dingin.
Dan sebelum Junn sempat bertanya apa yang dimaksud Riri, hal itu terjadi.
“TEEEEEEEEEETTTTTT…!!!”
Lama tidak blogging ya. Nyaris sepuluh hari!! hoho...
Maaf deh, abisnya pergi liburan ke pelosok gunung. Mau OL loadingnya parah lama banget...
Celakanya, beberapa tetangga udah "ENEGG" sama saya, gara-gara nggak kunjung update dan gak bales komentar-komentar mereka.
Salah satu komentar yang paling berkesan buat saya nih...
JRENG... JRENGG... JREEENG....
Congratulations and Thanks to Bang Fai (http://lelakianeh.blogspot.com/)
- DUHHHHH dah khatam deh sama postingan ini, buat yang baru donggggggggggggggg
And, This is it! Saya post cerbung saya ( Yang Alhmd hingga sekarang masih terus dimuat di koran ). Enjoyed it!
Ringkasan Cerita Sebelumnya:
Junn dan Riri terlambat sekolah di hari pertama mereka. Gerombolan senior OSIS berhasil menangkap mereka, da telah berencana mnjatuhkan hukuman. Tetapi, ketua OSIS yang baik menyelamatkan mereka.
-----Junn Series #3 – Unpredictable MOS! -----
“Hufftthh…” Gadis di sebelah Junn mendesah.
“Kenapa, Ri?” Junn berkomentar sambil meniup dahinya. Empat jam pelajaran untuk Matematika dan Fisika membuat ujung jilbabnya mulai melorot.
“Bernafaslah selagi bisa. Sebentar lagi saatnya,” Teman sebangkunya itu berkata dingin.
Dan sebelum Junn sempat bertanya apa yang dimaksud Riri, hal itu terjadi.
“TEEEEEEEEEETTTTTT…!!!”