Aslm.
Hi everyone!
Long time no see! Setelah beberapa hari saya nggak ngepost sesuatu. Nah, sekarang saya mau nge-post artikel yang Alhamdulillah dimuat di koran Singgalang, edisi Rabu, 20 Oktober 2010 kemarin. Judulnya
"Dangdut Is The Music Of My Country".
Tak bisa disangkal, globalisasi memberikan efek yang sangat kuat bagi bangsa indonesia. Kemajuan teknologi yang begitu pesat di era modern mendukung pengaruh bangsa-bangsa lain mendesak kebudayaan asli nusantara, hingga perlahan mulai langka. Salah satunya adalah musik.
Saat ini, kita bisa mendengarkan musik dimana saja dan kapan saja. Baik di TV, radio, music player bahkan di handphone. Tanpa kita sadari, musik-musik yang sekarang ini kita dengarkan bukanlah musik dangdut yang merupakan musik asli indonesia. Musik yang populer seperti pop, rock, jazz, hip-hop dan sebagainya ternyata adalah musik-musik yang berasal dari kesenian bangsa lain.
Bisa kita lihat, media massa zaman sekarang sangat canggih. Internet misalnya. Melalui internet, kita bisa mendapatkan lagu-lagu dari berbagai negara di seluruh dunia. Dengan akses yang sangat mudah, kita bisa mendownloadnya secara gratis di ratusan situs yang menyediakannya. Dengan segala kemudahan inilah, akhirnya lagu-lagu dari bangsa lain merajalela, dan lagu-lagu dangdut yang merupakan identitas asli musik indonesia mulai tersingkir.
Penikmat musik indonesia saat ini, tidak lagi menyukai musik dangdut dengan alasan dangdut sudah kuno dan ketinggalan zaman. Orang yang menyukai dangdut menurut mereka adalah orang-orang yang kolot, yang sudah berumur atau yang telah ubanan. Penikmat musik zaman sekarang yang mayoritas adalah remaja dan anak-anak cenderung lebih memilih musik pop, rock, jazz, hip-hop dan sebagainya dengan alasan lebih modern, lebih gaul dan lebih keren.
Sebagai warga negara indonesia yang baik, seharusnya kita mencintai apa yang menjadi milik kita sendiri. Dan dewasa ini, perkembangan dangdut sebagai musik asli indonesia boleh dibilang cukup memprihatinkan. Mengingat sudah langkanya dangdut terdengar.
Agaknya, musisi-musisi indonesia juga menyadari kelangkaan dangdut di dunia permusikan indonesia. Mereka yang peduli lantas menyisipkan dangdut dalam lagu-lagu andalan mereka, dengan harapan dangdut akan kembali populer di kalangan pendengarnya. Memang, cara ini cukup baik. Penikmat musik yang mencintai karya-karya idolanya menyukai lagu dengan sisipan dangdut tersebut. Tapi sayangnya cara ini masih kurang ampuh, karena tak bertahan lama. Buktinya, mayoritas penikmat musik kembali beralih saat ada lagu-lagu baru dengan musik yang lebih keren.
Namun demikian, musik dangdut masih bisa diremajakan kembali keberadaannya. Banyak penggemar dangdut yang mulai memperdengarkan lagu-lagu dangdut dimana-mana. Penyanyi-penyanyi dangdut baru mulai bermunculan, membawakan lagu-lagu dangdut dengan sentuhan modern. Bahkan, hingga saat ini masih ada stasiun televisi swasta yang mempertahankan predikatnya sebagai pelopor musik dangdut dengan menayangkan program-program musik dangdut serta kontes-kontes menyanyi dangdut. Semoga saja, dengan usaha keras musik dangdut sebagai musik asli indonesia bisa terjaga kelestariannya dan tetap berjaya di belantika musik nusantara.
Nah...
Demikianlah artikel yg saya tulis kemarin. Sok tahu banget kan...? (hehe)
Oh ya, dapat award nih, dari
Bang Yoga "Gaphe" yang merayakan postingannya yang ke-100. Selamat ya
Bang!!
Berhubung nggak ada permintaan di share lagi ke yang lain, jadinya award ini putus di sini aja. Maaf ya! Bagi yang mau, datang aja ke blog beliau, siapa tahu dapet juga:)
See you in the next story!
With a cup of tea and biscuits,
~AuL~