Suatu hari di bulan Oktober, aku melihat gadis itu.
Ia selalu berdiri di gerbang taman setelah senja tiba, setelah lampu-lampu jalan dinyalakan dan suasana tak lagi mencekam dalam remang. Setiap hari. Tak kenal libur. Mulanya, aku berpikir hanya kebetulan semata melihatnya di sana. Namun, akhir-akhir ini aku sadar, kalau selama ini dia memang selalu berada di sana. Setiap hari, setelah senja tiba.
"Kamu sedang apa?"
Di suatu waktu aku memberanikan diri menghampiri dan menyapa.
Di suatu waktu aku memberanikan diri menghampiri dan menyapa.
Ia menoleh, lalu menyunggingkan senyuman. Datar. Hambar. Sorot matanya tampak lelah dengan kehidupan. Raut wajahnya dingin, bagai suasana musim gugur yang baru saja berganti salju.
Lalu ia bercerita bahwa ia ditinggal pergi oleh kekasihnya tahun yang lalu. Tanpa pesan. Tanpa ada kabar berita. Tanpa memberi tahu. Lalu ia bercerita betapa ia sangat rindu, serta bagaimana ia bersabar berdiri di sana setiap hari, menunggu.
Selama minggu, akhirnya aku menemani gadis itu. Menemaninya menunggu. Aku benci melihatnya berduka, maka aku berusaha membuatnya selalu tertawa. Aku tak suka melihatnya murung, maka aku berusaha membuatnya selalu tersenyum. Aku merasa kacau melihatnya menangis, maka aku berusaha membuatnya selalu ceria. Mesti terkadang itu tak mudah, aku tahu.
Hal itu membuat kami menjadi cukup dekat. Hingga tanpa kusadari ada bunga yang mekar di hatiku. Aku rasa aku menyukainya, meskipun aku tahu bahwa yang ada di hatinya hanyalah lelaki kekasihnya itu. Dan tak akan bisa tergantikan olehku. Aku tahu. Tapi aku juga akan sabar menunggu. Menunggu nya menyerah menunggu, lalu melihat ke arahku.
Senja ini, aku mendengar kabar yang pilu.
Seorang pria paruh baya ditemukan tewas gantung diri di gerbang taman. Taman tempatku biasa menunggu bersama gadis itu. Dadaku berdebar kencang saat bergegas menuju tempat itu. Aku harus tiba di sana lebih dulu daripada gadis itu. Aku tak ingin ia tahu. Aku tak ingin saat-saat indah kami terganggu. Dari jauh, kulihat sebuah kerumunan di gerbang di taman itu.
Selama minggu, akhirnya aku menemani gadis itu. Menemaninya menunggu. Aku benci melihatnya berduka, maka aku berusaha membuatnya selalu tertawa. Aku tak suka melihatnya murung, maka aku berusaha membuatnya selalu tersenyum. Aku merasa kacau melihatnya menangis, maka aku berusaha membuatnya selalu ceria. Mesti terkadang itu tak mudah, aku tahu.
Hal itu membuat kami menjadi cukup dekat. Hingga tanpa kusadari ada bunga yang mekar di hatiku. Aku rasa aku menyukainya, meskipun aku tahu bahwa yang ada di hatinya hanyalah lelaki kekasihnya itu. Dan tak akan bisa tergantikan olehku. Aku tahu. Tapi aku juga akan sabar menunggu. Menunggu nya menyerah menunggu, lalu melihat ke arahku.
Senja ini, aku mendengar kabar yang pilu.
Seorang pria paruh baya ditemukan tewas gantung diri di gerbang taman. Taman tempatku biasa menunggu bersama gadis itu. Dadaku berdebar kencang saat bergegas menuju tempat itu. Aku harus tiba di sana lebih dulu daripada gadis itu. Aku tak ingin ia tahu. Aku tak ingin saat-saat indah kami terganggu. Dari jauh, kulihat sebuah kerumunan di gerbang di taman itu.
Seorang petugas berbicara. "Kudengar, orang ini pasien yang kabur dari RSJ beberapa tahun lalu. Gosipnya sih, ia penyuka sesama jenis yang depresi ditinggal kawin oleh pacarnya. Kalian tidak tahu?"
Dan di tengah-tengah mereka, kutemukan jasad itu. Jasad gadis itu. Terbaring di tanah, terbujur kaku diatas tumpukan salju. Seutas tali membelit di lehernya yang memar membiru. Jadi dia.......
Aku terdiam, membisu.
Dan di tengah-tengah mereka, kutemukan jasad itu. Jasad gadis itu. Terbaring di tanah, terbujur kaku diatas tumpukan salju. Seutas tali membelit di lehernya yang memar membiru. Jadi dia.......
Aku terdiam, membisu.
.
.
.
------------------
--THE END--
------------------
C R E D I T
Cerita Mini /Cermin Oleh:
Aul Howler
Sumber gambar :
http://rebloggy.com/post/love-snow-photography-pretty-beauty-winter-girl-cute-adorable-light-cold-life-fa/35701166835
(P.S. Lama nggak nulis cerita ya! Hahaha. Bagaimana menurut teman-teman?)
duhhhhh kesini bukannya dapet sesuatu yang bikin hati adem, malah dapet cerita horror *balik ah*
BalasHapusHaha sono balik
HapusHmm, yg mati 2 org? Jd ggl phm, ggl fokus
BalasHapus1 orang. Haha
HapusKok serem ya mas, saya mau ke kamar mandi jadi balik lagi hihi :D
BalasHapusJangan2 Toiletnya ngk ada airnya, hehehe... Peace.
Hapus@Anisa Ae: Hahahha sori mbak. Btw selamat atas lahirannya ya!
Hapus@Kang Nata : Hahaha lupa bayar PDAM keknya XD
HapusCeritanya asik juga. Sempaat bikin baper kak aul suka smaa gadis yang ud suka sm orangnlain. Dan pertanyaan nya adalah yang meninggal berarti sang gadis sm bapak2 separuh baya ya?
BalasHapusHAHAHHA
HapusEnggak, itu yang meninggal satu orang doang :)))
serem juga yak, but keren mas
BalasHapusThank you mas
HapusWah, judul yang keren. Tapi isinya nanti saya baca
BalasHapus*Lho
-_____-
HapusOh, jadi seseorang yang dicintai itu transgender,bukan ?.
BalasHapusYES! AKHIRNYA ADA YANG NGERTI KESELURUHAN CERITANYA :))
HapusSelamat Mas, anda lolos ke Jakarta!
Lah, ternyata dia selama ini nemenin banci dong ya? Atau bagaimana?
BalasHapusIni latar tempatnya eropa cocok, kalo di Indonesia Pergi Bersama Hujan.
WKWKWKKW IYA
HapusHaha iya kemaren mau bikin hujan tapi jadinya kurang dramatis sih. Makanya jadinya salju aja
Hmmm
BalasHapushmm
hmm
aku masih belum paham sama endingnya, hahaha
Haha -___-
Hapusheheh bikin part 2 mas
BalasHapusini kan flashfiction. Masa pake part 2
HapusAduh, jadi sedih banget :(
BalasHapusSaya ngerasa banget sih kak. Sekarang lagi jalanin terapi, survive dari suicidal action/planning, dan... tetap nulis sambil inves buat memakmurkan diri sendiri.
Pernah ngerasain juga, pisah sama pasangan karena pasangan dicela beda gaji sama ortu, ortunya ga nerima ortu saya. WTF, it's very hurt dan ga adil di dunia kak. Dan rasanya merelakan diri tubuh untuk ditabrak atau diserempet motor pas pulang magang itu, sebesar itu.
Hampir juga mau kunjungin RSJ terdekat buat konsultasi penyembuhan trauma. Tapi untung sekarang udah ada hotline pencegahan bunuh diri. Nelpon sambil nangis malem-malem. dan sekarang alhamdulillah udah stabil karena ada psikolog nemenin di klinik univ :')
You must survive kak :)
Ya kan :(
HapusOh my god,really?
Get well soon ya, Nad
Jangan deh jangaann
Kamu masih muda, hidupmu masih panjaaang
Reallyy, but now udah agak baikan dengan qerja keras, kak. Tetap semangaaatt!
HapusThank you
Hapusmau horor atau tidak, kurang baik atau tidak berkarya saja terus mas.... asal tidak bertentangan dengan hukum.
BalasHapusWkkwkwkw
HapusThank you
Oh kok tragis bangeg sich kisah si gadis itu Aul? masa peristiwa suicude? Terus laki yang separuh baya yang kabarnya tewas itu nggak ditemukan warga?
BalasHapusHihihihihihi
HapusMaknai sendiri :))
jadi dia.... korban plastik :D
BalasHapussemoga si tokoh aku nggak gantiin pasien di RSJnya ya.
HAHAHAHHAHA
HapusBaca komen dulu baru baca cerpennya. Akibatnya tahu endingnya lebih dulu,,, nasib pembaca spoiler, hhh.
BalasHapusYahhhh hahhahaha
Hapus