Sumber : belajarcerita.com
"Gajah di pelupuk mata tak nampak."
Kira-kira gitu deh gambaran pesona wisata di Tangerang yang kerap terabaikan oleh para wisatawan dari Jakarta dan sekitarnya. Sebenarnya dekat dan punya banyak tempat menarik, tapi seringkali nggak begitu terdengar gaungnya karena masih satu kawasan dengan Jakarta. Padahal, Tangerang memiliki banyak hal seru yang layak banget lho, buat dijadikan tujuan berwisata. Salah satunya adalah Klenteng Boen Tek Bio, yang merupakan Klenteng tertua dari semua Klenteng yang ada di kawasan Tangerang.
Sejarah Boen Tek Bio
Klenteng ini diperkirakan berdiri pada tahun 1684 yang dibangun oleh kongsi dagang perkampungan Petak Sembilan. Dulunya, Klenteng ini hanya berupa bangunan bambu beratap rumbia yang bentuknya sederhana. Namun para pedagang dari Petak Sembilan mendatangkan tukang langsung dari China untuk mendapatkan arsitektur bangunan yang mirip dengan negeri asal mereka.
Sumber : Kebudayaan.kemdikbud.go.id
Waktu berlalu, Klenteng Boen Tek Bio mengalami renovasi pada tahun 1775 dan menjadi bangunan seperti yang kita lihat sekarang. Patung Dewi Kwan Im yang ada di dalam Klenteng ini adalah sumbangan dari Huang Chun Wei dari Xibin pada tahun 1805, yang kemudian menjadi prasasti tertua di Klenteng Boen Tek Bio.
Arti Nama
Arti Boen Tek Bio secara harfiah adalah Boen = Sastra, Tek = Kebajikan, Bio = Tempat Ibadah. Namun menurut Chinese Epigraphic Materials in Indonesia yang ditulis oleh Claudia Salmon, arti dari Boen Tek Bio adalah Klenteng Kebajikan Benteng.
Prosesi 12 Tahunan Yang Maha Suci Kwan Im Hud Couw
Berbeda dengan Klenteng di Indonesia dan juga Tiongkok, Boen Tek Bio memiliki tradisi 12 tahunan yaitu Prosesi YMS Kwan Im Hud Couw atau yang juga dikenal sebagai Perayaan Arak-Arakan Gotong Toapekong yang bertujuan untuk menolak bala, memberikan penghargaan, penghormatan dan rasa terima kasih dari umat Klenteng Boen Tek Bio kepada Dewi Kwan Im Hud Couw yang sudah memberikan segalanya untuk umatnya.
Sumber : Beritagar.id
Perayaan ini selalu dinantikan oleh masyarakat Tangerang dan sekitarnya, karena selalu berlangsung dengan meriah. Semua orang dipersilakan untuk menyaksikannya, dan biasanya arak-arakan berkeliling Kota Tangerang.
Teman-teman penasaran kan, seperti apa perayaan ini? Sabar yaaaa, karena jadwal berikutnya baru akan tiba pada tahun 2024 mendatang. Hehehehe.
Cagar Budaya yang dilindungi Pemerintah Indonesia
Sudah sejak lama Klenteng Boen Tek Bio menjadi cagar budaya yang dilindungi oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bangunan dan kawasan di sekitar Klenteng ini dijaga agar tetap lestari karena menyimpan banyak sejarah dan budaya yang tidak boleh sampai rusak.
Sumber : eramuslim.com
Dibuka untuk umum dan selalu ramai oleh wisatawan
Klenteng ini tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi umat Konghuchu, namun juga dibuka untuk umum. Biasanya Boen Tek Bio ramai ketika perayaan Imlek dan Cap Go Meh tiba, yang mana masyarakat dari Tangerang dan luar kota berdatangan untuk turut merayakan Tahun Baru China yang biasanya berlangsung dengan meriah di sana.
Selain pada momen khusus seperti Tahun Baru, Klenteng Boen Tek Bio juga kerap dikunjungi di hari biasa. Dan bisa dibilang, Klenteng ini adalah salah satu tempat wisata di Tangerang yang selalu jadi jujugan wisatawan.
Selain Klenteng Boen Tek Bio, masih ada lagi lho, beberapa tempat wisata di Tangerang lainnya yang juga menarik. Teman-teman bisa bisa cek aja selengkapnya lewat menu Aktivitas & Rekreasi di Traveloka. Terus tentukan pilihan dan atur persiapan pergi deh!
Yuk, liburan ke Tangerang!
Patut utk dipromosikan utk mendongkrak dunia wisata daerah dan melestarikan cagar budaya daerah
BalasHapusYaaa benar bgt mas
HapusKalo ngeliat umat beragama di Indonesia bisa saling menghargai seperti foto di atas, adem lihatnya
BalasHapusdi tempat saya adem ayem aja
Hapussaling menghargai satu sama lain antar tetangga
bahkan di tempat saya bener2 beragam
5 agama di indonesia itu satu desa bercampur baur
@Claude : Iya bener ademm banget ya koh kevenn
Hapus@Adi : Di daerah mana itu mas?
HapusTempat ibadah tidak hanya tempat beribadah ya bisa jadi tempat wisata ya, seperti kelenteng Boen Tek Bio, Klenteng Tertua Tangerang bisa menjadi aset wisata
BalasHapusmemanjakan mata dan mendatangkan pemasukan
semoga Boen Tek Bio, Klenteng Tertua Tangerang ini bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas
Iya benerr
HapusAmin
Klenteng nya besar dan terawat, dan bagusnya lagi terbuka oleh umu. Jadi umat beragama manapun juga bisa masuk ke klenteng ini. Aku pernah tau 1 klenteng di jakarta yang memang dikhususkan saja untuk beribadah, jadi ga boleh sembarang orang masuk
BalasHapusIya benerrr
HapusSaat masih di Banyuwangi, bebrapa kali lewat depan bangunan Klenteng tapi gak berani untuk masuk karena terlihat (kesannya) tidak terbuka untuk umum, padahal penasaran pengen lihat dalamnya klenteng.
BalasHapusWahhh harus share ya mbak kapan2
HapusSepertinya saya pernah lewat deh kesini, kalau gak salah ya di sekitar jembatan baru yang mau arah ke bayur.
BalasHapusWah gatau deh. Jembatan baru yang mana sih mas wkwk
HapusMantap mas. jadi kita bisa tahu tentang cultural dari orang lain.
BalasHapusYapp betuls banget
Hapuswiii tempat wisata bermanfaat lah kalau seperti ini, bisa sekalian kenal budaya agama lain ya..
BalasHapusIya bangeet
Hapussalah satu tempat yg membuat saya ingin berkunjung, sebab ditempat saya tidak ada, :)
BalasHapusAyo kang mampirr
HapusSaya di tangerang tp belum pernah main ksni kamg. Thanks reviewny kang. Mau main ah
BalasHapusYoi
Hapusaduh dipanggil kang
Gak nyangka ini di tangerang broo
BalasHapusIyaa emang tak terekspos bro
HapusSelalu suka kalo diajaka main-main ke klenteng.
BalasHapusApalagi kalo ada ritual-ritual keagaamn gitu, unik aja liatnya.
Samaa. menarik soalnyaa
HapusLihat foto terakhir aku ikut merasa senang. Tak ada istilah tabu berada di rumah ibadah agama lain.
BalasHapusIndahnya perbedaan ☺
Iya benaar :')
HapusMantab ....
HapusPerbedaan itu indah 👍
Dan harus dijaga persaudaraan antar agama.
Yapp bener bangeet ^^
HapusPadahal Tangerang itu pintu gerbang menuju Jakarta.
BalasHapusTapi pariwisatanya nggak sepopuler Jakarta.
Iya bener.
HapusSayang banget kan mas
Quaaaa harus nunggu 2024 buat ke sana?? Berarti masih nunggu 6 tahun lagi dong. Umurku saat itu 30, dan hmmm sepertinya kalo ke sana sudah bawa suami sama anak yang lagi lucu2nya, hehehe
BalasHapusBtw itu kenapa perayaannya lama banget? Apa sebabnya?
Hahahahha iya
HapusAsikkk aminnnnnn hahahahah
Kalo ga salah ini pernah di pakai buat syuting dulu lagu coklat (karma)
BalasHapusIya bukan...
Iya kah??
HapusWahh gak tau deh hehehe