Malam itu sendu.
Aku tengah menunggu di bawah sisa-sisa pohon akasia favorit kita yang semakin layu; yang meringkih dipagut waktu. Kamu berjanji akan selalu menemuiku di sini setiap Sabtu, sejak 2 tahun lalu saat pertama kali kamu menyatakan perasaanmu padaku. Dan kita memang selalu berjumpa di sini setiap Sabtu, yang selalu kita habiskan bersama dalam manis nya rindu.
Dari ujung jalan kemudian kamu muncul dengan sebuah kantong plastik di tanganmu. Aku tahu bahwa kamu baru saja membelikan sesuatu untukku. Tapi aku berpura-purak tidak tahu. Aku sabar menunggu.
"Sudah seminggu, ya." Bisikmu.
Aku mengangguk pelan, tersipu.
Kulihat kamu menatap pohon di sebelahku, ragu-ragu. Ah, kenapa kamu malu-malu? Aku jadi gemas melihat berapa romantisnya sikapmu. Seperti adegan film-film yang pernah kita tonton di Sabtu-sabtu lalu. Aku yakin tak lama lagi kamu akan mengeluarkan sesuatu yang kamu beli untukku. Ya, kemudian kamu memang mengeluarkan sesuatu dari balik punggungmu. Tapi tunggu dulu, kurasa itu bukan sesuatu yang akan kamu berikan untuk ku.
"Untuk apa botol minyak tanah itu?" Tanyaku ingin tahu.
Kamu tak menjawabku. Kamu malah menuangkan semua isi botol di tanganmu ke seluruh bagian pohon yang telah lama layu itu.
"Apa yang Kamu lakukan?" Tanyaku meragu. Jangan bilang kalau kamu...
Lalu kamu menyalakan korekmu, membakar dahan-dahan tua di sampingku. Aku terpaku menatapmu, menatap ekspresi aneh di wajahmu.
"Padamkan api itu!!" Jeritku. "Cepaat!! Padamkan api itu!!"
Tapi kamu malah diam saja, menatap nyala itu.
"Istirahatlah dengan tenang, Sayangku." Bisikmu pilu, sambil menghapus air mata di pipimu. "Semoga ini bisa menghapus ingatanku tentangmu." Ucapmu. Kemudian kamu pergi meninggalkan aku dan kobaran api di sampingku.
Aku terdiam di tempatku, membisu. Teringat peristiwa yang terjadi sabtu lalu. Aku sedang di perjalanan menuju pohon itu ketika sebuah mobil dengan cepat menabrak tubuhku, membunuh aku dan seluruh penumpang di mobil itu.
Ya, baru kusadari bahwa kamu tak akan bisa lagi menepati janjimu padaku.
Karena kini aku... adalah hantu.
-End-
Karena kini aku... adalah hantu.
-End-
Pengalaman pribadi y bang?
BalasHapusenggak, pengalaman saya, dik. B)
Hapus@Niki : Hahahha enggak laah
Hapus@Tukang Colong :
HapusHahahaha serem
Horror lu ah
BalasHapushehehe seloww
Hapusgak usah dijelasin juga hantunya bang wkwkwkwkwk horror jadinya :">
BalasHapus*btw, jadi ingat film love is cinta*
Hahhaahhaha
Hapusini kok gini ceritanya yaelah.
BalasHapusterus sekarang lo udah jadi hantu gitu ?
tapi masih tetep kuliah kan ?
Hahaha
Hapusmasihh
Aku bacanya lewat tengah malam, Aul ... merinding di bagian akhirnya :D
BalasHapusTernyata suka bikin cerpen juga ya. Ah, aku jadi inget kalo lama absen nyerpen
Hihihi
Hapusiya mbaak
iya sama aku juga udah jarang nulis nih
Kamu juga berjanji menemuiku di bawah pohon toge tapi tak pernah kau tepati, kenapa alexandra ????????????
BalasHapusHAHAHAHA XD
HapusBagus kaaaak, iramanyaaa, pasti sulit banget bikinnya...
BalasHapusHmmm... meskipun nggak bilang hantu di akhir cerita, aku juga faham kalau ternyata si tokohnya jadi hantu
Hahaha dikit :))
Hapusthanks oca
wahhhh cakep tulisannya
BalasHapusawalnya itu serasa romantis
dan terakhir jadi horor gitu.... :D
haii aul apa kabar
thank you mbak
Hapusbaiiik
Jadi kamu hantu itu ??? Kasihan pacar mu kau tinggal sendiri hua hua
BalasHapus