Hari itu basah
Resah
Dingin menggigilkan siang
Telah turun tirai langit, membawa petang
Pulang
Seekor capung singgah
Hinggap dalam lelah
Dalam rindu yang tak kunjung bertemu ujung
Ia bingung mematung
Menggengam janji-janji pekat
Erat-erat
Tapi Ia tetap jatuh
Cinta itu rapuh kala hati tak utuh berlabuh
Haruskah aku terus mengepak?
Tetap terbang meski sulit mengelak jarak?
Harus, bisikmu
Lalu begitu saja aku yakin padamu
Ini belum akhir yang kita tuju
Kita harus terus melaju
Akan tiba hari itu
Kala rindumu menemukan rinduku
Tak kan lagi basah
Tak kan lagi resah
Satu capung lagi kan singgah
Tunggulah
Padang, Mei 2015
P.S.
Udah lumayan lama juga ya, saya nggak nulis beginian. Kangen :)
Kusutnya pikiran saya beberapa bulan ini membuat saya sangat malas. Sepertinya saya harus lebih sering menulis lagi deh. Saya tidak boleh membiarkan daratan imajinasi di kepala saya mengering dan berdebu lalu usang. Terima kasih pada salah satu blog di internet (lupa link nya). Berkat tulisannya yang indah, saya jadi tersentuh untuk menulis puisi lagi. Walaupun puisi saya masih saja cupu, jelek, gersang dan tidak punya nilai sastra. Tidak indah seperti karya para pujangga. Tak apalah yang penting berhasil tertulis hitam di atas putih hehe..
Sumber gambar : Google