Oleh : Aul Howler
Mungkin aku terdengar konyol saat bibirku bergetar [bagai senar yang melintangi gitar] membualkan kerinduan langit akan tetes-tetes haru dari mata-mata pelahap cinta seperti aku dianggap konyol kala mendeklamasikan puisi duka dengan mawar merah dan kue coklat bentuk hati. Tapi sungguh, tiada maksud terselubung atau pukulan tersembunyi dalam kisahku akan langit merindu itu. Percayalah.
Karena hampir semua rindu telah kau jaring untuk dirimu sendiri dalam keegoisan [kurasa begitu] tanpa peduli ada yang lain yang mendambakannya layaknya gurun mendambakan genangan sejuk oasis atau pemburu yang telah lelah menenteng senapan angin dan tak kunjung menyaksikan auman beruang liar di hutan-hutan pegunungan. [Setidaknya] bagi lah sedikit: Lepaskan beberapa jumput untuk gurun dan pemburu itu. atau untukku, bila kau mau?
Sumber gambar : http://media.photobucket.com/image/photography%20sky/crash_x_BURN3/photography/sky.jpg?o=42
Hm....sisakan juga untukku sedikit yaaa.... :-)
BalasHapushmm :O ak gg begitu paham, tapi ak suka diksinya :D
BalasHapusdan ak juga sepertinya sedang langit merindu rindu :D
waah tentang rindu lagii.. aahayyoo siaapakah yang sedang kamu rindukan auul?
BalasHapusjangan bilang akyu yaa #plak!!
ahahaha
wah wah, lama gak nongol, si adek lagi kasmaran ya ni kayaknya?? :p
BalasHapushayooooo sama siapa?
merindu-rindu di bawah langit yang sama megahnya , hiks
BalasHapusaaakuu mauu kakaaaakk :D
BalasHapusWah, lagi #penggalauan ya nih sob ceritanya.. Haha :D
BalasHapusNice share yaa. ^^
waaaaa bang aul kangen sama siapa bang?
BalasHapussama aku?
apa sama ayip? *eh
Kamu tahu, 'kan, Aul, bahwa saya lemah dalam hal kalimat2 indah macam begini? Saya gak bisa menangkap maknanya. Tapi, saya jadi pengen juga nih, bikin kalimat indah seperti ini, entah itu puisi atau prosa. :D
BalasHapuscieee lagi rindu ni yeee
BalasHapus*mencoba paham* *tapi nggak paham*
BalasHapusnice blog btw :D
wow nice banget blognya
BalasHapuskalo bleh silahkan mampir ke blog aku dan folow back terimakasih :))