Maaf empat hari terakhir saya tak membalas kunjungan + Komentar teman-teman semua. Tanya kenapa? Hoho. Sejak tanggal 18 Mei lalu saya LIBUR. Yah, walaupun masih ada kegiatan sedikit-sedikit.
Jadi, hari minggu lalu saya pergi untuk do'a bersama (hari ke-7) . Dan karena kebetulan lagi libur, saya rasa tak ada salahnya untuk menginap di rumah tante 2-3 hari lagi. Dan jadilah!
Tempatnya di kaki gunung merapi, Sumatra barat. That's the point! Saya rasa refreshing sejenak bagus juga buat kesehatan otak. wkwk. Daaan, lari pagi di tempat ini sangat menyenangkan (dan dingin. brr...)
Cukup basa-basinya.
Gak sabar mau baca kan? Hehe.
Here we go!
Masih dimuat di koran yang sama kok. hehe <3
( Ringkasan cerita edisi sebelumnya: Yogie mengikuti Gutanana mencari tempat yang lebih aman
dari kejaran prajurit Dark
Kingdom. Serangan demi
serangan berhasil mereka lewati, hingga mereka sampai di Shiny Land,
tempat yang membuat Yogie takjub…)
-----Yogie Series - Part #3 Panik! -----
“Kereenn!!” Yogie tak tahan diam
saja.
Gutanana mengerutkan dahinya, “Apa
itu kereenn, barra?”
Yogie tertawa. “Bisa dibilang bagus,
unik, menarik, luar biasa. Yah, semacam penilaian untuk hal-hal tertentu.
Tempat ini misalnya.”
Gutanana diam saja. Sebentar ia menatap
Yogie penuh binar kekaguman. Seulas senyumnya merekah, dari kulitnya yang putih
bersih.
Yogie segera mengalihkan
pandangannya. Entah kenapa, wajahnya mendadak terasa panas, dan ia yakin juga
bersemu merah! Celakanya, situasi saat itu tak bisa dibilang biasa-biasa saja.
Ini terlalu indah, dan agak —ya ampun— romantis!
Nama Shiny Land barangkali bukan sekedar nama asal
jadi, karena tempat itu memang benar berkilauan (shiny). Rumput-rumputnya
berkilauan, seakan-akan disetiap ruasanya terdapat embun yang tak pernah
mengering. Pohon asing tumbuh di mana-mana, juga tak kalah berkilauan, seolah
kulitnya bertabur serpihan berlian. Langitnya tampak lebih cerah, mataharinya
lebih terang, dan danau di ujung sana
seperti puding melon, bercahaya menghijau karena pantulan bayangan tumbuhan di
sekitarnya.
Ada sebuah tumbuhan yang mencolok di antara
yang lainnya, membuat rasa ingin tahu Yogie tak bisa disembunyikan. Ia
mendekati tumbuhan itu. Bila matanya tidak salah, apa yang ia lihat tumbuh
bergerombol di hadapannya adalah boneka bentuk hati —Simbol ‘LOVE’— dengan
warna yang berbeda-beda. Ada
yang hijau dan berukuran lebih kecil, ada yang merah, lalu ada yang pink! Jemari
yogie terulur, ingin mengusap salah satunya yang berwarna pink dan kelihatan
begitu lembut.
“DHOR!!”
Letusan di ujung jarinya membuat
Yogie kaget bukan main, sampai terlonjak dan terjengkang ke belakang. Dari sisa
letusan boneka hati itu, puluhan boneka hati kecil dengan sayap mereka
berterbangan ke segala arah.
Gutanana tertawa keras memegangi
perutnya, dan kedua Grumpie yang sejak setengah hari terakhir mengikuti mereka,
kini melompat-lompat dengan ekor spiralnya, kelihatannya ikut merasakan kegembiraan,
saat menyaksikan Yogie —ia mendadak merasa telah bertingkah konyol.
“Itu adalah bunga asmara, barra. Yang merah adalah bunga
jantan, dan yang pink bunga betina. Bunga jantan akan meletus bila ada seorang
perempuan yang sedang atau telah jatuh cinta menyentuhnya. Begitu pula
sebaliknya, untuk bunga betina barra. Bedanya, bila bunga betina yang meletus,
ia akan menerbangkan biji-bijinya, barra.” Gutanana menjelaskan.
Yogie menggaruk dagunya. Untuk kedua
kalinya dalam sehari ini. Ini tempat yang sungguh aneh. Pertama, ada Grumpie,
hewan aneh. Kedua, ada Gutanana, gadis aneh. Ketiga, ada prajurit aneh yang
bila tertembak panah kayu cahaya akan lahir kembali dari pohon angkara. Dan
sekarang ada lagi bunga asmara,
yang aneh: meletus bila disentuh oleh orang yang jatuh cinta. Kemudian
muka Yogie memerah lagi, lebih merah dari sebelumnya. “Kalau begitu aku… jatuh…
cinta? Ah!! Enggak kok!! Siapa bilang??”
Gutanana tersenyum. “Tak ada yang bisa
menyembunyikan perasaannya saat bersentuhan dengan bunga asmara, barra!”
Yogie menunduk malu. “Ya, aku memang
menyukai seseorang di duniaku. Ciara namanya. Tapi bukan cinta.” Ujarnya. Mukanya
benar-benar merah sekarang. Baginya, masalah cinta itu terlalu pribadi, tak
pantas dibicarakan. “Lagipula, aku kan
masih 15 tahun….”
“DARI MANA SAJA KAU, BARRA!!”
Seorang gadis tiba-tiba sudah
berdiri di hadapan Gutanana., membelakangi Yogie. Seekor lagi Grumpie, melayang
di sampingnya. Grumpie ini kelihatan lebih genit dengan warna pink ke unguan.
“Kakak… aku memetik stroberi-stroberi
ini, barra.” Ujar Gutanana sambil mengangkat keranjangnya.
“Di perbatasan Dark Kingdom,
barra?” Gadis itu meninggikan suaranya.
Gutanana mengangguk lemah. Gadis
yang ternyata kakak Gutanana itu berkacak pinggang. “Kau ini bagaimana, barra!?
Apa kau bisa berpikir apa yang akan terjadi bila pasukan dark Kingdom
menyerangmu, barra!?”
“Aku punya panah kayu cahaya. Dan
aku membawa serta Grumpie-ku. Jadi, tadi kami tidak apa-apa. Kakak tenang
saja.”
Gadis itu lebih meninggikan lagi
suaranya. “Kau menembak mereka dengan kayu cahaya, barra!?”
Gutanana mengangguk lagi. Kali ini
kakaknya mendorongnya hingga terduduk di rumput. “BERANINYA KAU, BARRA!!”
“Hei, hentikan!” teriak Yogie, tak
tahan menyaksikan Gutanana dimarahi.
Gadis itu sepertinya sedari tadi tak
menyadari keberadaan Yogie beberapa meter di belakangnya. “Siapa Kau, barra?”
“Aku Yogie. Aku teman Gutanana. Tolong jangan salahkan dia telah menggunakan anak panah itu. Dia melakukannya demi melindungiku! Jadi, kalau kau….”
“Aku Yogie. Aku teman Gutanana. Tolong jangan salahkan dia telah menggunakan anak panah itu. Dia melakukannya demi melindungiku! Jadi, kalau kau….”
Yogie tak sempat menyelesaikan
kalimatnya saat ia mendekati gadis itu dan tersentak. Bila kekagetan bertemu
Gutanana yang sangat mirip dengan Hanna sahabatnya itu, diibaratkan dengan
memotong satu jarinya, maka bertemu gadis ini barangkali bisa diibaratkan
dengan Yogie tak punya jari lagi karena telah terpotong semua. Kakak
Gutanana ternyata sangat mirip dengan gadis angkuh yang disukainya: Ciara!
“Ciara…?” Yogie berbisik, sambil
mengamati gadis itu lebih seksama.
Gutanana melotot, “Yogie?? Ciara,
cintamu yang kita bicarakan tadi itu... maksudmu
kakakku, barra!!???”
Belum sempat Yogie menjawab, gadis
yang mirip Ciara itu mendorongnya, seperti ia mendorong Gutananatadi. Yogie
terduduk di rumput, tepat di samping Gutanana.
“Aku memang cantik dan terkenal, dan
disukai semua lelaki. Tapi tak ada yang berani merendahkanku dengan memanggilku
dengan nama lain. Aku Gutarara!! Barra!”
Tiba-tiba langit di ujung danau
menjadi gelap. Angin yang dingin mulai bertiup di sepanjang padang rumput yang kini mulai meredup
cahayanya. Suasana mulai mencekam. Yogie terdiam. Ia yakin ini bukan pertanda
baik.
“Ini yang aku khawatirkan karena
panahmu itu, barra! Dengan memecahkan tubuh prajuritnya, Raja Dark Kingdom akan mengira kita menantangnya
berperang. Ayo, kita kembali ke perkampungan, barra! Kita harus cepat
memberitahu ayah dan Raja
Shiny Land!
Barra!”
Gutarara menarik tangan Gutanana dan
yogie. Kemudian mereka berlari, bersama kepanikan yang menyesak dalam
relung-relung dada mereka…
(Bersambung)
nanti mau tanem tumbuhan dengan daun bentuk love-love itu ah dibelakang rumah,
BalasHapushehe, sekalian pelihara grumpie..
andai shiny land betul-betul ada, pasti dipungut Rp.1000 buat masuk (hah, emang tempat wisata..!) hehe..
dinantikan sambungannya, wajib..!
itu nyari bibir bunga asmaranya di mana bang ? mau dong nanem hehe. bagus kak, ditunggu part selanjutnya ^^
BalasHapusnyentrik amat sweaternya.hehee
BalasHapushahahahahaha lucu deh liat aul bergaya ala fashion blogger. sini cubit dulu pipinya :D
BalasHapusoh my keren ... sepertinya sudah mulai merangkak menuju klimaks nih :D
BalasHapusbunga asmara ? meledak gg ya kalau saya yang sentuh hhehhe
sedikit saran kayaknya harus ada pendalaman karakter para ceweknya deh Aul.
nice job, barra
sik bentar.. lama nggak mampir, inget-inget dulu jalan ceritanya.. sambil baca yang baruu. haaha..
BalasHapusjadi, sembari mengingat2 saya ngomentarin fashionn attacknya.. soal jaketnya *eh sweater yah?.. Batik?.. wow, malah baru tau ada sweater bentuk begonoan. unik euy, tapi kayaknya cuman cocok kalo aul yang make.. hahaha *ditoyor
@Bang Yudi >>
BalasHapuswuih... bisnisman atau entrepreneur itu emang pola pikirnya kayak gini yah. ckck. salut bang! haha
@Azizah >>
Hehe. bisa aja nih :) itu imajinasi aja lho.
@Sang cerpenis bercerita >>
#GUBRAKBRAKBRAKKK...
@ Kak Pungky >>
ADUH MALU AKU :3
@ Fiction world >>
Makasih kak! Sebenarnya cerbung ini udah dimuat sampai episode terakhir (episode 6) seminggu lalu. Jadi gabisa Aul edit nih... :))
@ Gaphe >>
Aul iyain aja deh bang. hihi.
Makasih udah baca bang yogaa :D
wah bang! aku baru tau di sumbar juga ada gunung merapi, kirain cuma di jawi, eits, di jawa sana...
BalasHapusVery unique blog you, I like it very fun. You are so talented. I already follow you :)
BalasHapusLucca Yoga
Thank you, you are talented too. Hey show me your sketch :)
BalasHapusLucca Yoga
kamu fashionista ya :)
BalasHapuswaah Shiny Land, negri dongeng banget. aaa jadi pengen kesana deh
berkunjung ke blog kawan & sukses selalu dimanapun kita berada :)
BalasHapusWah liburan enak sekali ni...
BalasHapus@ Rizkimufty >>
BalasHapusWahh... mesti rajin baca kamu dek :p
@Bang Lucca >>
Nooo!!! it's an amateur job. i won't do somethin embrassing like show you my idiot sketch :))
@ Neng Inggit >>
FAshionista?? Haha. NGGAK AH.
Cuma ya, seneng aja foto-foto. gitu. hehe.
Bisa aja kok. cukup dengan "Immajinassi..." (ala spongebob)
@Pondok info >>
Amin! makasih :))
@Kamal Hayat >>
haha. iyaaa!!
view nya cool..
BalasHapuswanna go there someday,puuff!haha
I will read your 'short story'?? later.. I promise ^^"
tengkyuu :))
HapussinGGah malam kawan,,, bLog Menarik.
BalasHapustrims :)
Hapusyou cool *langsung lari kekamar mandi (◕‿-) piss !
BalasHapusini sampe berapa seri ya, kak?
BalasHapussampai episode 6 ;)
Hapus